Friday, April 20, 2012

Awas, Banyak Racun dan Barang Berbahaya di Rumah Kita!

Keracunan pada anak-anak penyebabnya lebih banyak karena makanan. Tapi juga sering kali karena bahan kimia seperti pestisida, pewangi lantai, karbol dan obat-obatan di rumah.

Penyebab keracunan makanan karena makanan yang sudah tercemar bahan-bahan tertentu seperti mikroorganisme, bahan kimia, serta zat alami yang terdapat dalam makanan itu sendiri. Mikroorganisme yang bisa mengakibatkan keracunan yaitu bakteri-bakteri tertentu yang memang mengeluarkan toksin (racun), seperti bakteri Clostridium botulinum yang terdapat pada makanan kaleng dengan kondisi kemasan rusak dan kadaluarsa.

Selain itu kuman Staphylococcus aureus biasanya ditemukan pada makanan berprotein tinggi atau makanan yang disiapkan dalam jumlah besar kadang ada yang kurang matang. Ada pula kuman yang langsung bisa menginfeksi seperti salmonela. Ini terdapat pada daging kurang matang dan makanan yang disimpan terlalu lama dalam suhu kamar 10º-60ºC.

Mual dan Muntah

Gejala yang timbul akibat keracunan makanan bergantung pada jenis makanan dan jumlah makanan yang sudah dikonsumsi anak. Gejala umum berupa mual, muntah, nyeri perut, mencret. Biasanya pada tahap awal, selama anak masih muntah-muntah atau mual sebaiknya istirahat dan diberi minum air putih sesering mungkin dengan jumlah yang tidak banyak.

Berikan minum sedikit-sedikit tapi sering. Hindari minuman yang terlalu manis atau minuman kemasan. Selama masih muntah jangan beri makanan padat, berikan minum saja. Dalam hitungan 1x24 jam biasanya akan membaik. Dalam kondisi itu, anak bisa diberikan makanan seperti bubur, roti dan kuah sup.

Gejala yang perlu diwaspadai adalah muntah di sertai demam tinggi, mencret disertai darah. Gejala lain seperti gangguan pernafasan, susah menelan sebaiknya bawa langsung ke dokter.

Kemasukan Benda Asing

Selain keracunan makanan, anak-anak pun sering tertelan benda asing yang tanpa sengaja masuk ke dalam mulut seperti peniti, batu baterai kecil, uang logam (koin). Pertama-tama yang perlu dilakukan adalah lihat dahulu benda apa yang tertelan, sudah berapa lama benda itu tertelan dan berapa banyak yang tertelan. Kemudian lihat juga perubahan wajah, pucatkah.

Buka mulut anak anda. Apakah benda asing itu masih di dalam mulut, kalau iya apakah masih dekat atau di mulut bagian luar. Kondisi seperti itu kita bisa mengeluarkan dengan memakai jari. Tapi kalau sudah di bagian dalam, jangan coba-coba untuk dikorek-korek karena akan membuat benda yang tertelan semakin masuk dalam.

Untuk kondisi benda asing masuk ke dalam tenggorokan bisa dilakukan cara mudah yakni telungkupkan anak di atas paha kemudian mulutnya dibuka dengan cara menganjal dengan jari. Lalu di antara tulang belikat ditepuk-tepuk pakai telapak tangan sebanyak 5 kali supaya benda asing itu bisa keluar.

Kalau anak tersedak lantaran benda asing masuk dalam tenggorokan, lalu ia batuk, biarkan saja. Sebab, batuk adalah salah satu cara untuk mengeluarkan benda asing. Kalau lagi batuk jangan ditepuk. Sedangkan kalau benda masuk ke dalam hidung jangan coba-coba untuk mengeluarkan, bawa saja langsung ke dokter.

Anak Sering Pingsan

Sebaiknya orangtua harus tahu penyebab anak suka pingsan. Sebab, anak suka pingsan itu selalu berulang. Penyebab anak suka pingsan biasanya lantaran udara panas menyengat, stres, di tengah keramaian, kondisi sirkulasi udara kurang dan juga ketakutan yang berlebihan.

Sebagai tindakan awal ketika anak pingsan, Diah menganjurkan untuk menidurkan anak dalam posisi terlentang dan kepala dimiringkan. Posisi kepala jangan lebih tinggi dari kaki. Dan cobalah untuk membangunkan dengan menggoyangkan tubuhnya atau menepuk-nepuk. Bisa juga dirangsang melalui indra penciuman, misalnya memberikan wangi parfum atau minyak angin. Jangan bangunkan dengan cara memasukkan makanan atau minuman melalui mulut.

Sebenarnya sebelum pingsan ada gejala awal, seperti berkunang-kunang dan deg-degan. Jika gejala awal itu muncul, anak segera disuruh duduk. Untuk anak suka pingsan ketika upacara bendera disarankan untuk menggoyangkan kaki sesekali ketika berdiri. DB

Dr. Dono Baswardono, AISEC, MA, Ph.D - Family Therapist

No comments:

Post a Comment